PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Jambi
Pertamina Fuel Terminal Jambi menunjukkan komitmen nyata dalam mendorong pembangunan lingkungan berkelanjutan melalui penerapan ekonomi sirkular di tingkat komunitas. Salah satu inisiatif unggulan yang dijalankan pada tahun 2025 adalah Program Kampung Sejinjang Maju dan Berdikari (JEMARI), yang menjadi model integrasi antara pertanian, peternakan, dan energi bersih. Program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap pengendalian emisi gas rumah kaca (GRK) dan peningkatan kualitas lingkungan di wilayah operasi perusahaan.
Pelaksanaan Program Kampung Sejinjang Maju dan Berdikari (JEMARI) dilakukan secara bertahap. dari tahun 2022 hingga 2025. Rangkaian kegiatan ini mengacu pada hasil pembahasan Rencana Kerja bersama para pihak terkait, mencakup Tim TJSL Pertamina Fuel Terminal Jambi, Kelompok Rezeki 3 Putra, Kelompok Usaha Sehati, Kelompok Bina Mandiri, Pemerintah Kelurahan Sejinjang, serta pihak swasta dan mitra pendukung lainnya. Program ini merupakan hasil kerja sama antara PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Jambi dengan masyarakat Kelurahan Sejinjang untuk membangun sistem pertanian hidroponik yang terintegrasi dengan pengelolaan limbah organik berbasis peternakan.
Tujuan utama program ini adalah menciptakan ekosistem ekonomi sirkular yang mampu mengurangi limbah, meningkatkan produktivitas, dan menghasilkan nilai ekonomi baru bagi masyarakat. Di tahap awal, dua kelompok tani hidroponik menjadi penggerak utama kegiatan, yaitu Kelompok Rezeki 3 Putra yang beranggotakan 10 orang di RT 01 Kelurahan Sejinjang, dan Kelompok Usaha Sehati yang terdiri dari 15 orang di RT 02 Kelurahan Sejinjang. Keduanya memanfaatkan sistem pertanian hidroponik untuk menanam sayuran seperti kangkung, sawi, dan selada dengan media air bernutrisi, sehingga mampu menghasilkan panen berkualitas tanpa bergantung pada pupuk kimia dan lahan luas.
Perkembangan positif kelompok tani hidroponik ini meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Pertamina Fuel Terminal Jambi, dan melahirkan gagasan lanjutan berupa integrasi sektor pertanian dengan peternakan. Melalui kolaborasi dan diskusi bersama masyarakat, muncul ide untuk mengoptimalkan pengelolaan limbah organik yang selama ini belum tertangani dengan baik. Dari inisiatif tersebut, pada tahun 2025 terbentuklah Kelompok Bina Mandiri, beranggotakan 20 orang warga, yang berfokus pada pengelolaan limbah organik melalui budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) serta pengembangan usaha turunan peternakan ayam organik.
Sistem pengelolaan ini menerapkan prinsip circular economy, di mana setiap sumber daya dimanfaatkan kembali secara berkelanjutan. Limbah organik dari rumah tangga dan kandang ayam digunakan sebagai pakan maggot BSF. Maggot kemudian diproses menjadi pakan alternatif ayam pedaging, yang kaya protein dan lebih efisien dibanding pakan pabrikan. Sementara itu, sisa hasil dekomposisi maggot (kasgot) dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk mendukung tanaman hidroponik masyarakat. Dengan demikian, seluruh rantai aktivitas — mulai dari pengelolaan sampah organik, peternakan ayam, hingga pertanian — terhubung dalam satu siklus keberlanjutan tanpa menghasilkan limbah yang terbuang.
Langkah selanjutnya adalah penerapan energi bersih di sektor peternakan. Pertamina Fuel Terminal Jambi mendukung pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di area kandang ayam pedaging. Sistem PLTS berkapasitas sekitar 5500 Watt ini digunakan untuk penerangan, sirkulasi udara, dan sistem penghangat ayam. Dengan energi surya, kandang ayam kini beroperasi tanpa ketergantungan penuh pada listrik berbasis fosil. Berdasarkan hasil analisis yang diverifikasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan kepada Masyarakat (LPPM Hsamangun), penggunaan PLTS mampu menghemat konsumsi energi hingga 28.000 kWh per tahun, yang setara dengan pengurangan emisi sekitar 4,2 ton CO₂e per tahun.
Dalam sistem yang terintegrasi tersebut, limbah organik dari masyarakat dimanfaatkan oleh budidaya maggot, maggot menjadi pakan alami ayam, kotoran ayam diolah kembali menjadi pupuk, dan pupuk digunakan untuk mendukung pertanian hidroponik warga. Siklus ini bukan hanya menciptakan keseimbangan ekologis, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal. Pendapatan kelompok binaan meningkat antara 15–25%, sementara masyarakat menjadi lebih mandiri dalam mengelola sumber daya dan energi. Selain itu, dengan berkurangnya limbah yang menuju TPA dan berkurangnya aktivitas pembakaran terbuka, lingkungan Sejinjang menjadi lebih bersih, bebas bau, dan sehat.
Dari hasil verifikasi LPPM Hsamangun, implementasi ekonomi sirkular di Kampung JEMARI terbukti berkontribusi terhadap penurunan emisi sekitar 8 ton CO₂e per tahun, yang bersumber dari pengelolaan limbah organik, efisiensi energi, dan pemanfaatan energi terbarukan. Secara sosial, program ini berhasil membentuk kelompok masyarakat yang mandiri dan memiliki kepedulian tinggi terhadap pengelolaan lingkungan. Kolaborasi yang terjalin antara Pertamina Fuel Terminal Jambi dan masyarakat Sejinjang juga memperkuat hubungan sosial dan kepercayaan publik terhadap perusahaan.
Hasil kajian LPPM Hsamangun sebagai lembaga verifikator independen menegaskan bahwa program ini merupakan bentuk nyata penerapan beyond compliance dalam PROPER Hijau. Kegiatan di Kampung JEMARI tidak hanya menurunkan emisi dan mengurangi limbah, tetapi juga mendorong transisi energi bersih serta ketahanan ekonomi masyarakat. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa pendekatan circular economy dapat diimplementasikan secara efektif di tingkat komunitas, menghasilkan manfaat ekologis sekaligus sosial-ekonomi yang berkelanjutan.
Kampung Sejinjang Maju dan Berdikari (JEMARI) kini menjadi inspirasi bagi wilayah lain di Kota Jambi. Melalui sinergi antara Pertamina Fuel Terminal Jambi, LPPM Hsamangun, dan masyarakat, konsep ekonomi sirkular berhasil diwujudkan dalam skala lokal dengan dampak global. Dari limbah menjadi manfaat, dari energi surya menjadi kemandirian, dan dari masyarakat menjadi penggerak perubahan, inilah bukti bahwa masa depan hijau dapat dimulai dari komunitas yang berdaya dan peduli pada lingkungannya.
[Gambar 1. Diagram Siklus Circular Economy Kampung JEMARI]

Keterangan: Diagram siklus ekonomi sirkular Kampung JEMARI yang menunjukkan keterpaduan antara pengelolaan limbah organik, budidaya maggot BSF, peternakan ayam, pertanian hidroponik, dan pemanfaatan energi surya dalam satu sistem berkelanjutan.
[Gambar 2. Maggot BSF dijadikan pakan ayam organik]

Keterangan: Maggot BSF hasil penguraian limbah organik digunakan sebagai pakan ayam pedaging. Pemanfaatan ini mengurangi ketergantungan pada pakan pabrikan dan menurunkan emisi karbon dari limbah yang tidak terkelola.
[Gambar 3. Dokumentasi Pertamina Fuel Terminal Jambi dan Kelompok Binaan Kampung JEMARI]

Keterangan: Dokumentasi bersama antara Pertamina Fuel Terminal Jambi dengan kelompok binaan masyarakat setelah penyelesaian pembangunan kandang ayam terintegrasi energi surya.
Sumber: Hasil Verifikasi LPPM Hsamangun, 2025
Dokumentasi: Pertamina Fuel Terminal Jambi