PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Lahat
Dalam upaya mendukung komitmen Indonesia mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060, PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Lahat menghadirkan sebuah terobosan inovatif melalui program “Kelurahan Kota Negara Berseri: Berdaya, Sehat, dan Lestari”. Program yang telah diverifikasi secara independen oleh LPPM Hsamangun ini membuktikan bahwa kontribusi terhadap target nasional dapat dimulai dari aksi lokal yang terukur dan berdampak nyata.

Transformasi yang terjadi di Kelurahan Kota Negara, Kecamatan Lahat, Sumatera Selatan ini merupakan wujud nyata dari komitmen perusahaan dalam menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Sebagai unit operasi strategis di bawah PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Fuel Terminal Lahat tidak hanya fokus pada kegiatan operasional distribusi BBM, tetapi juga aktif berkontribusi dalam pengelolaan lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat sekitar.
Program Kelurahan Kota Negara Berseri ini dirancang secara komprehensif dengan mengintegrasikan tiga pilar utama: aspek ekonomi melalui pengembangan UMKM olahan jengkol, aspek lingkungan melalui pengelolaan sampah organik dan urban farming, serta aspek sosial melalui pembentukan kelembagaan kelompok masyarakat. Pendekatan holistik ini memungkinkan terciptanya dampak berkelanjutan yang saling memperkuat antar berbagai aspek pembangunan.
Berdasarkan data hasil verifikasi LPPM Hsamangun, program ini berhasil menciptakan sistem ekonomi sirkular yang efektif di tingkat komunitas. Masyarakat yang sebelumnya membuang atau membakar sampah organik rumah tangga, kini mampu mengolahnya menjadi pupuk kompos berkualitas. Proses transformasi ini tidak hanya menyelesaikan masalah lingkungan, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi baru dari bahan yang sebelumnya dianggap sebagai limbah.

Aspek lingkungan dari program ini menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan. Melalui pendekatan partisipatif yang melibatkan masyarakat secara aktif, tercatat pengelolaan sampah organik mencapai ±200 kg per bulan. Yang lebih impressive, kegiatan pengomposan aerobik ini berhasil mengurangi emisi karbon setara dengan ±3,56 ton CO₂-eq per tahun. Angka ini diperoleh melalui perhitungan metodologis berdasarkan standar IPCC 2006 yang diverifikasi secara independen.
Tidak berhenti di situ, program urban farming yang dijalankan di lahan pekarangan seluas ±0,2 hektar juga memberikan kontribusi signifikan terhadap penyerapan karbon. Vegetasi yang ditanam masyarakat, terdiri dari berbagai jenis sayuran dan tanaman obat keluarga, mampu menyerap karbon sebesar ±0,19 ton CO₂-eq per tahun. Dengan demikian, total kontribusi net reduksi emisi dari program ini mencapai ±3,75 ton CO₂-eq per tahun.
Dari sisi ekonomi, program ini berhasil membuktikan bahwa praktik bisnis berkelanjutan dapat sejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kelompok UMKM “Endong–Endong Maju Besame” yang dibentuk melalui program ini telah berkembang menjadi unit usaha yang mandiri dan produktif. Mereka berhasil mengembangkan tujuh varian produk olahan jengkol yang telah memenuhi standar higienitas dan memiliki nilai jual yang kompetitif di pasar lokal.

Peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat terlihat jelas dari data pendapatan yang tercatat. Rata-rata pendapatan keluarga binaan mengalami peningkatan sebesar 41,08% per tahun, dan yang lebih membanggakan lagi, telah melampaui Upah Minimum Provinsi Sumatera Selatan tahun 2025 dengan mencapai 107,18% dari nilai UMP. Pencapaian ini menunjukkan bahwa pendekatan ekonomi sirkular tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat secara signifikan.
Keberhasilan program ini tidak lepas dari strategi pendampingan yang komprehensif dan berkelanjutan. Sepanjang tahun 2025, telah dilaksanakan enam jenis pelatihan yang mencakup berbagai aspek, mulai dari pengelolaan sampah berkelanjutan, teknik urban farming, manajemen usaha, pembukuan keuangan sederhana, keamanan pangan, hingga strategi pemasaran digital. Setiap pelatihan dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan riil masyarakat dan disampaikan dengan metode yang mudah dipahami.
Pendekatan partisipatif menjadi kunci sukses dalam implementasi program ini. Masyarakat tidak ditempatkan sebagai objek program, melainkan sebagai subjek yang terlibat aktif dalam setiap tahapan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga monitoring dan evaluasi. Hal ini menumbuhkan rasa memiliki yang kuat di kalangan masyarakat, sehingga memastikan keberlanjutan program bahkan setelah periode pendampingan resmi berakhir.
Kolaborasi multipihak juga menjadi faktor penting dalam kesuksesan program ini. Fuel Terminal Lahat membangun kemitraan yang erat dengan Pemerintah Kelurahan Kota Negara, tokoh masyarakat, serta berbagai stakeholder terkait. Sinergi ini memungkinkan terciptanya lingkungan yang kondusif bagi pengembangan program, sekaligus memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan selaras dengan kebutuhan dan prioritas pembangunan di tingkat lokal.
Dari aspek kelembagaan, program ini berhasil membentuk kelompok masyarakat yang solid dan berdaya. Kelompok “Endong–Endong Maju Besame” tidak hanya berfungsi sebagai wadah kegiatan ekonomi, tetapi juga menjadi sarana penguatan kohesi sosial antarwarga. Melalui kelompok ini, masyarakat belajar bekerja sama, saling mendukung, dan bersama-sama mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi.
Kontribusi program ini terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) cukup signifikan. Setidaknya terdapat tujuh tujuan SDGs yang tercakup dalam program ini, yaitu SDG 1 (Tanpa Kemiskinan) melalui peningkatan pendapatan masyarakat, SDG 2 (Tanpa Kelaparan) melalui ketahanan pangan dari urban farming, SDG 5 (Kesetaraan Gender) dengan melibatkan 80% perempuan sebagai pelaku usaha, SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) melalui pengembangan UMKM, SDG 12 (Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab) melalui pengelolaan sampah berkelanjutan, SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) melalui reduksi emisi karbon, serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi multipihak.
Keberhasilan program Kelurahan Kota Negara Berseri ini telah mendapatkan pengakuan dari berbagai pihak, termasuk penghargaan Communitas Award 2025 untuk kategori Excellence in Corporate Social Responsibility. Pengakuan ini tidak hanya membanggakan bagi Fuel Terminal Lahat dan masyarakat Kelurahan Kota Negara, tetapi juga menjadi bukti bahwa model pemberdayaan yang diterapkan telah memenuhi standar terbaik dalam pelaksanaan program CSR.
Kedepannya, model pemberdayaan ini berpotensi untuk direplikasi di wilayah-wilayah lain di sekitar operasional Fuel Terminal Lahat, maupun di wilayah operasional Pertamina lainnya. Proses replikasi tentu akan disesuaikan dengan karakteristik dan potensi lokal masing-masing wilayah, namun dengan tetap mempertahankan prinsip-prinsip utama yang telah terbukti berhasil, yaitu pendekatan partisipatif, integrasi aspek lingkungan-ekonomi-sosial, serta pembangunan kemitraan yang kuat.
Sebagai penutup, kontribusi Fuel Terminal Lahat melalui program Kelurahan Kota Negara Berseri ini telah membuktikan bahwa perusahaan energi nasional tidak hanya berperan sebagai penyedia energi, tetapi juga sebagai agen perubahan yang aktif berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan. Langkah nyata yang telah diambil ini diharapkan dapat menginspirasi berbagai pihak untuk turut serta dalam aksi kolektif menuju target Net Zero Emission 2060, sekaligus mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang lebih berkelanjutan dan sejahtera.
Sumber: Hasil Verifikasi LPPM Hsamangun, 2025
Dokumentasi: Pertamina Fuel Terminal Jambi
Sumber: Hasil Verifikasi LPPM Hsamangun, 2025
Dokumentasi: Pertamina Fuel Terminal Jambi